Selasa, 14 Oktober 2008

pertaruhan nyawa para pencari zakat


sungguh ironis memang, bangsa yang besar, bangsa yang kaya akan sumberdaya alam, bangsa yang penuh dengan kekayaan, tetapi masyarakatnya sungguh sangat menyedihkan dan sengsara sekali. Banyak masyarakat kita yang tidak bisa menikmati pemberian Tuhan yang sangat melimpah ini yang di berikan-Nya kepada bangsa ini. Jika melihat berita akhir-akhir ini, pastilah kalian tahu berita tentang pembagian zakat yang menelan korban jiwa, bukan hanya satu jiwa tetapi banyak jiwa-jiwa. Wouw, saat melihat berita tersebut aku langsung terhentak diam melototin televisi, aku sangat tidak percaya akan kejadian tersebut, pada saat itu saya tidak berpikaran bahwa siapa yang harus disalahkan dan siapa yang harus bertanggung jawab, bagi saya saat itu, berpikiran tersebut tidak penting, tapi yang yang terpenting yang saya pikirkan adalah kenapa mereka mau dan rela seperti itu. Sungguh sangat memprihatinkan, hanya demi uang 30 ribu rupiah saja masayarakat kita rela berdesak-desakan mepertaruhkan nyawa mereka, untuk bisa menerima sepeser rupiah, jika dibandingkan dengan nyawa taruhannya, uang tersebut sungguh sangat tidak ada artinya. Mungkin banyak cerita dan ungkapan jika kita mau bertanya kepada mereka satu persatu, mengapa saudara-saudara kita yang disana rela berdesak-desakan demi uang segitu. Dan jika kita bertanya kepada mereka satu persatu, itu mungkin sangat musathil, tetapi menurut saya ada satu alasan penting yang sangat bisa di jadikan acuan mengapa saudara kita rela seperti itu, yaitu adalah "kebutuhan" . Memang benar, kebutuhan memang tidak bisa di lepasakan atau dihindarkan, apalagi kebutuhan dasar untuk hidup sehari-hari. Kita tahu bahwa kebutuhan hidup akhir-akhir ini sungguh sangat berat sekali, kebutuhan pokok melonjak setelah BBM naik dan sekarang mengahadapi ramdhan serta labaran nanti, di prediksi kebetuhan hidup akan semakin naik lagi dan itu memang sangat di rasa berat sekali bagi masyarakat kita yang umumnya golongan menegah kebawah, terlebih terhadap saudara kita yang ada di jombang kemarin. Saya yakin sekali saudara kita yang berada disana kemarian adalah masyarakat yang ekonominya menengah kebawah atau sudah tergolong warga miskin. Saya juga sangat menyadari jika uang 30 ribu sangat berarti sekali bagi mereka, saya sangat sedih, terharu dan hampir tidak percaya akan kejadian tersebut. Saya juga sangat merasakan bahwa uang tersebut sangat di butuhkan dan sangat diperlukan sekali bagi mereka, maka dari itu mereka rela brdesak-desakan demi uang tersebut. Kita sebagai warga negara Indonesia juga harus prihatin dengan kejadian tersebut, semoga kejadian tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari apalagi terjadi pada kita. Melalui tuliasan ini saya cuma mau berpesan kepada pemerintah, tepatilah janjimu yang katanya mau mengurangi dan mengentaskan kemiskinan, jangan hanya janji saja, apa yang diomongkan dan apa yang dijanjikan sangat tidak sesuai dengan keadaan di lapangan, seharusnya melalui kejadian di jombang kemarin, pemerintah membuka matanya dan melihat betapa banyakanya warga masyarakat Indonesia yang masih menderita kemiskinan. "Pemerintah Berbenahlah". sekian dari saya, terimakasih.

Treimakasih sudah mau membaca tulisanku.
salam dariku,

Andreas agus. W

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda